BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil penelitian
4.1.1. Persiapan Penelitian
Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh peneliti sebelum melaksanakan penelitian. Persiapan tersebut dilakukan agar penelitian dapat berjalan dengan prosedur yang telah ada sehingga tujuan penelitian dapat tercapai sebagaimana mestinya. Adapun persiapan yang dilakukan, yaitu:
a. Membuat surat izin penelitian
Surat penelitian dibuat karena untuk melaksanakan penelitian di suatu lembaga harus memerlukan izin dari pihak lembaga tersebut. Dengan perizinan itu peneliti bisa melakukan penelitian di lembaga yang dituju, yaitu dalam hal ini di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Indralaya. Surat izin penelitian tersebut dibuat terlebih dahulu melalui pengantar dari pihak Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Sriwijaya (Unsri) yang telah ditandatangani oleh Pembantu Dekan Bidang Akademik atas nama Dekan FKIP Unsri. Setelah mendapatkan surat pengantar dari Fakultas, barulah surat izin penelitian tersebut dibuat melalui Kementrian Pendidikan Nasional Ogan Ilir (OI) yang ditandatangani oleh Sekretaris Dinas Pendidikan atas nama Kepala Dinas Pendidikan Ogan Ilir yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Indralaya. Selanjutnya, setelah mendapatkan izin dari Kepala Sekolah maka peneliti bisa melaksanakan penelitian yang telah direncanakan.
b. Uji coba instrumen penelitian
Uji coba instrumen penelitian perlu dilakukan sebagai langkah persiapan alat ukur (skala psikologi) yang akan digunakan dalam penelitian. Dengan uji coba ini, alat ukur yang digunakan dapat diketahui validitas dan reliabilitas karena suatu alat ukur dikatakan baik dan tepat sasaran jika alat ukur tersebut sudah diuji kevalidtan dan reliabilitasnya. Bagi item yang tidak valid/reliabel akan dibuang dan sebaliknya untuk item yang valid/reliabel akan digunakan sebagai alat ukur untuk penelitian.
c. Observasi awal tentang kondisi sekolah
Observasi sebelum melaksanakan penelitian juga dilakukan oleh peneliti sebagai pengumpulan data awal tentang kondisi di SMA Negeri 1 Indralaya dan kondisi siswa-siswanya. Kondisi sekolah perlu diketahui agar hal-hal yang diperlukan dalam penelitian dapat terpenuhi. Dalam hal ini waktu yang memungkinkan untuk mengadakan bimbingan kelompok serta ada atau tidaknya ruangan yang akan dipakai sebagai tempat kegiatan bimbingan konseling. Selanjutnya, observasi ini dilakukan untuk mengetahui kondisi awal siswa-siswa yang akan diikutsertakan dalam penelitian. Dalam hal ini menyangkut siswa kelas mana yang akan dipakai untuk uji coba instrumen dan siswa di kelas mana yang tepat untuk dijadikan kelas eksperimen. Observasi awal ini juga dirasa perlu oleh peneliti sebagai langkah awal untuk mengakrabkan diri dengan seluruh warga yang ada di sekolah yaitu dengan kepala sekolah, para staf, guru-guru dan siswa-siswanya. Semuanya perlu disiapkan agar penelitian dapat berjalan dengan lancar dan teratur.
4.1.2 Pelaksanaan penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai dari tanggal 26 Juli sampai tanggal 26 Agustus 2010 di SMA Negeri 1 Indralaya. Pada tanggal 26 Juli 2010 peneliti melakukan observasi kesekolah dan wawancara dengan koordinator guru pembimbing, untuk mengetahui keadaan sekolah dan siswa yang bermasalah dengan motivasi belajar, dari hasil wawancara didapat keterangan bahwa kelas XI IPA 1 termasuk siswa yang banyak bermasalah dengan motivasi belajar. Setelah itu koordinator memberi kesempatan kepada peneliti untuk mendapatkan data lebih banyak lagi tentang siswa yang bermasalah dengan motivasi belajar melalui guru pembimbing dan wali kelas XI IPA 1. Peneliti meminta leger kepada wali kelas guna mendapatkan hasil prestasi belajar siswa semester lalu. Adapun dari leger prestasi belajar siswa yang memiliki rangking 10 terbawah itu merupakan indikasi dari rendahnya motivasi belajar siswa. Disamping itu penentuan subjek melihat skor motivasi belajar siswa yang rendah dari total siswa yang mengikuti pre-tes sebanyak 32 orang siswa. Sehingga peneliti akan menjadikan mereka yang memiliki skor motivasi belajar rendah dan prestasi belajar yang rendah sebagai subjek penelitian. Setelah observasi dan wawancara dilakukan, peneliti merencanakan untuk melaksanakan pre-test pada siswa kelas XI IPA 1.
Pada tanggal 27 Juli 2010 peneliti melakukan pre-test untuk mengetahui motivasi belajar siswa sebelum mendapatkan layanan bimbingan kelompok. Berdasarkan hasil analisis skor pre-test skala psikologi motivasi belajar siswa, terdapat 8 siswa yang memiliki skor motivasi belajar yang rendah. Dan pada tanggal 31 Juli 2010 peneliti menginformasikan hasil pre-test kepada koordinator guru pembimbing dan wali kelas setelah dikomunikasikan akhirnya di dapatlah 8 orang subjek yang akan dijadikan sample penelitian ini. Selanjutnya peneliti menginformasikan hasil pre-test kepada subjek penelitian dan meminta kesediaan siswa untuk mengikuti kegiatan layanan bimbingan kelompok serta mengatur jadwal pertemuan sebanyak 2 kali bimbingan kelompok.
Pada tanggal 10 Agustus 2010 di lakukan post-test untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa setelah mendapat layanan bimbingan kelompok. Berikut keterangan jadwal pelaksanaan penelitian:
No Waktu Pelaksanaan Kegiatan
1 26 Juli 2010 Observasi dan wawancara dengan koordinator guru pembimbing, guru pembimbing dan wali kelas XI IPA 1.
2 27 Juli 2010 Pre-test
3 31 Juli 2010 Menginformasikan hasil pre-tes kepada subjek penelitian dan meminta kesediaan siswa untuk mengikuti BKP serta mengkomunikasikan jadwal BKP.
4 2 Agustus 2010 BKP pertemuan pertama
5 6 Agustus 2010 BKP pertemuan kedua
6 10 Agustus 2010 Post-test
4.1.3 Hasil Penelitian
4.1.3.1 Hasil pre-test
Berdasarkan hasil analisis pre-test pada siswa kelas XI IPA 1 yang berjumlah 32 orang terdapat delapan orang yang menjadi subjek penelitian. Mereka terpilih sebagai subjek penelitian karena dari hasil pre-test, mereka termasuk dalam kategori siswa yang motivasi belajar rendah. Mereka terdiri dari delapan orang yang mendapat skor motivasi belajar dalam rendah (termasuk kategori anak yang motivasi belajar rendah).
Tabel.3
Hasil Pre-test
No No siswa Indikator Total Ket
1 2 3 4 5 6 7 8
1 1 6 5 8 7 7 13 8 4 58 R
2 3 7 5 9 10 7 11 8 3 60 R
3 5 5 6 9 11 7 10 9 6 63 R
4 6 9 5 9 9 10 12 9 3 66 R
5 12 7 5 10 11 8 12 8 4 65 R
6 23 6 6 6 8 5 11 9 3 54 R
7 28 7 6 9 11 11 10 7 6 67 R
8 29 8 6 7 12 10 14 8 5 70 R
Mean 6,9 5,5 8,4 9,9 8,1 8,3 8,3 4,3 62,875 R
Total 503
Keterangan :
Indikator 1 : Durasi kegiatan
(berapa lama kemampuan penggunaan waktunya untuk melakukan kegiatan).
Indikator 2 : Frekuensi kegiatan
(berapa sering kegiatan dilakukan dalam periode waktu tertentu)
Indikator 3 : Persistensi
(ketetapan dan kelekatannya) pada tujuan kegiatan
Indikator 4 : Ketabahan, keuletan dan kemampuannya dalam menghadapi
tantangan.
Indikator 5 : Devosi (pengabdian) dan pengorbanan (uang, tenaga, fikiran
bahkan jiwanya atau nyawanya) untuk mencapai tujuan.
Indikator 6 : Tingkatan aspirasinya
(maksud, rencana, cita-cita, sasaran atau target dan idolanya) yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan.
Indikator 7 : Tingkatan kualifikasi prestasi atau produk atau output yang
dicapai dari kegiatannya (berapa banyak, memadai atau tidak,
memuaskan atau tidak).
Indikator 8 : Arah, sikapnya terhadap sasaran kegiatan.
Dari tabel dapat dilihat kondisi awal siswa sebelum dilaksanakan layanan Bimbingan Kelompok. Dari hasil pre-test didapatkan 8 orang siswa yang memiliki skor motivasi belajar rendah.
4.1.3.2 Hasil Pengamatan
Untuk mengetahui hasil pengamatan yang telah dilakukan selama proses Bimbingan kelompok berlangsung dapat dilihat pada tabel dan laporan kegiatan bimbingan kelompok berikut ini:
Tabel.4
Hasil Pengamatan
Konseli Pertemuan 1 Pertemuan 2
Ay Belum mengerti apa itu bimbingan kelompok. mengerti apa itu bimbingan kelompok.
Agak sedikit cuek dengan anggota lainnya. Mulai berinteraksi dengan anggota kelompok.
Sering menunduk dan lebih banyak diam. Sudah mulai memperhatikan apa yang sedang dibicarakan anggota. Aktif berbicara
Ah Belum mengerti apa itu bimbingan kelompok. Sudah tahu apa itu bimbingan kelompok
Lebih banyak diam dan malu. Sudah mulai mau mengeluarkan suara.
Berbicara seperlunya saja. Aktif berpendapat dan mencari solusi
An Belum mengerti apa itu bimbingan kelompok. Sudah tahu apa itu bimbingan kelompok.
Masih terlihat malu-malu dalam berbicara. Sudah aktif dalam memberikan saran kepada anggota kelompok.
Cukup aktif menanggapi setiap pembahsan masalah Bisa merespon semua tanggapan anggota kelompok
Cs Belum mengerti apa itu bimbingan kelompok.
Sudah tahu apa itu bimbingan kelompok.
Lebih banyak diam dan malu. Mulai berinteraksi dengan anggota kelompok.
Sering menunduk, tidak memperhatikan teman lain bercerita. Perhatian telah fokus kepada masalah yang sedang di bahas
Md Belum mengerti apa itu bimbingan kelompok. Sudah tahu apa itu bimbingan kelompok.
Sudah mau terbuka dengan anggota kelompok.
Cukup aktif menanggapi hal-hal yang dibicarakan oleh anggota dan pemimpin kelompok.
Sudah memberi sumbangan pendapat dan saran kepada anggota kelompok.
Rk Belum mengerti apa itu bimbingan kelompok.
-
Lebih banyak diam.
Kurang aktif menanggapi masalah yang sedang dibahas
Ra Belum mengerti apa itu bimbingan kelompok. Sudah tahu apa itu bimbingan kelompok.
Lebih banyak diam dan malu.
Mulai merespon topik yang dibahas
Tidak memperhatikan teman lain bercerita. Sudah bisa memberikan saran kepada teman yang lagi mempunyai masalah.
Rs Belum mengerti apa itu bimbingan kelompok.
Sudah tahu apa itu bimbingan kelompok.
Sudah mulai terbuka.
Sudah bisa memberikan pendapat dan saran kepada anggota lain.
Merespon semua pertanyaan yang diberikan oleh teman. Sudah bisa mengendalikan emosi terhadap teman.
Pertemuan pertama
Pertemuan pertama ini dilakukan pada tanggal 2 Agustus 2010 pada waktu mata pelajaran Biologi. Kegiatan dilaksanakan dengan persetujuan dari guru mata pelajaran tersebut. Semua anggota yang berjumlah delapan orang hadir di tempat kegiatan yaitu, di perpustakaan SMA Negeri 1 Indralaya . Proses pengamatan dilaksanakan pada saat kegiatan bimbingan kelompok sedang berlangsung, mulai dari tahap awal atau pembentukan sampai tahap akhir dengan mengamati sejauh mana keaktifan dan kesungguhan siswa dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok tersebut. Pada tahap pembentukan siswa masih belum mengerti apa itu bimbingan kelompok, tujuan dan bagaimana cara pelaksanaannya. Ini dikarenakan mereka belum pernah melakukan kegiatan bimbingan konseling sebelumnya. Namun, setelah dijelaskan barulah anggota kelompok tahu apa itu bimbingan kelompok, tujuan bimbingan kelompok, tata cara pelaksanaannya melalui dinamika kelompok kecil. Selanjutnya menjelaskan asas-asas yang perlu dilaksanakan dalam kegiatan. Setelah itu diadakan perkenalan dan dilanjutkan permainan untuk menghangatkan suasana dan membuat mereka semakin akrab satu sama lain. Sebelum melakukan permainan, pemimpin kelompok menjelaskan aturan main jika ada salah satu konseli yang kalah dalam permainan maka akan diberi kesempatan untuk unjuk kebolehan menghibur anggota lainnya. Ini adalah sebagai hukuman bagi yang kalah dan mereka pun menyetujuinya. Permainan yang diadakan oleh pemimpin kelompok yaitu permainan dot kelipatan tiga. Pada pertemuan pertama ini Ay dan Cs yang mendapat kesempatan unjuk kebolehan. Canda tawa dan tepuk tangan mengiringi mereka yang unjuk kebolehan bernyanyi.
Pada tahap kegiatan, awalnya anggota kelompok masih malu-malu untuk mengemukakan pendapat dan saling tunjuk untuk memulai namun setelah diyakinkan pemimpin kelompok barulah anggota kelompok berani dan tidak malu-malu.
Pada tahap kegiatan pertemuan pertama ini kegiatan bimbingan kelompok membahas topik tugas yang yang bertema “bagaimana cara meningkatkan motivasi belajar “
Pada saat pembahasan masalah masih ada yang malu-malu untuk mengemukakan pendapatnya namur setelah dimotivasi dan diyakinkan akhirnya para anggota kelompok secara bergiliran mengemukakan pendapatnya dengan secara sukarela dan tidak malu-malu.
Suasana kegiatan pada pertemuan pertama ini semua anggota sangat senang dan bersemangat. Terlihat mereka sudah senantiasa hadir dan berusaha untuk bisa bersama-sama kompak dalam menyelesaikan membahas topik yang di bahas. Suasana BKp berjalan dengan aktif dan menyenangkan terlihat dari keaktifan siswa selama kegiatan dan komitmen yang disampaikan oleh anggota kelompok.
Pengalaman bimbingan kelompok ini telah memberi pelajaran bagi anggota kelompok dimana mereka perlu aktif berpendapat dan bisa berfikir bagaimana cara memecahkan masalah atau persoalan mengenali topik bahasan dalam hal ini bagaimana cara meningkatkan motivasi belajar.
Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua ini dilakukan pada tanggal 6 Agustus 2010 pada waktu mata pelajaran Biologi. Kegiatan dilaksanakan dengan persetujuan dari guru mata pelajaran tersebut. Semua anggota yang berjumlah delapan orang hadir di tempat kegiatan yaitu, di perpustakaan SMA Negeri 1 Indralaya . Proses pengamatan dilaksanakan pada saat kegiatan bimbingan kelompok sedang berlangsung, mulai dari tahap awal atau pembentukan sampai tahap akhir dengan mengamati sejauh mana keaktifan dan kesungguhan siswa dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok tersebut. Pada tahap pembentukan siswa sudah paham, mengerti apa itu bimbingan kelompok, tujuan dan bagaimana cara pelaksanaannya, serta asas-asas yang perlu ditaati. Karena mereka sudah pernah melakukan kegitan bimbingan kelompok maka perkenalan tidak lagi disebutkan langsung dilanjutkan permainan untuk menghangatkan suasana dan membuat mereka semakin akrab satu sama lain serta menghangatkan suasana agar tidak tegang. Sebelum melakukan permainan, pemimpin kelompok menjelaskan aturan main jika ada salah satu konseli yang kalah dalam permainan maka akan diberi kesempatan untuk unjuk kebolehan menghibur anggota lainnya. Ini adalah sebagai hukuman bagi yang kalah dan mereka pun menyetujuinya. Permainan yang diadakan oleh pemimpin kelompok yaitu permainan “Siapa saya” dimana permaninan ini berintikan pengenalan dan pemahaman peran seorang tokoh, baik nasional maupun internasional. Pada tahap kegiatan, anggota kelompok sudah siap untuk mulai membahas topik.
Pada tahap kegiatan pertemuan kedua ini kegiatan bimbingan kelompok membahas topik tugas yang yang bertema “cita-citaku” apa itu cita-cita, bagaimana cara/ usaha agar cita-cita tercapai.
Pada saat pembahasan masalah para anggota kelompok sudah secara aktif bergiliran mengemukakan pendapatnya dengan secara sukarela dan tidak malu-malu lagi.
Suasana kegiatan pada pertemuan kedua ini semua anggota sangat senang dan bersemangat. Terlihat mereka sudah senantiasa hadir dan berusaha untuk bisa bersama-sama kompak dalam menyelesaikan membahas topik yang di bahas. Suasana BKp berjalan dengan aktif dan menyenangkan terlihat dari keaktifan siswa selama kegiatan dan komitmen yang disampaikan oleh anggota kelompok.
Pengalaman bimbingan kelompok ini telah memberi pelajaran bagi anggota kelompok dimana mereka perlu aktif berpendapat dan bisa berfikir bagaimana cara memecahkan masalah atau persoalan mengenali topik bahasan dalam hal ini “cita-citaku”.
4.1.3.3 .Hasil Post-test
Tabel.5
Hasil Post-test
No No siswa Indikator Total Ket
1 2 3 4 5 6 7 8
1 1 15 12 12 13 11 20 17 9 109 T
2 3 12 10 14 21 15 24 16 9 121 T
3 5 15 12 13 19 15 19 16 9 118 T
4 6 9 10 13 21 11 12 11 7 94 S
5 12 13 9 13 16 12 17 14 8 102 T
6 23 14 10 15 17 15 23 16 9 119 T
7 28 15 11 11 15 14 15 16 6 103 T
8 29 12 8 13 14 12 20 18 9 106 T
MEAN 13 10 13 17 13 19 16 8,3 109 T
TOTAL 981
Berdasarkan hasil analisis post-test pada siswa yang diteliti menunjukkan adanya peningkatan pada skor total skala psikologi motivasi belajar siswa.
4.1.3.4. Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok terhadap motivasi belajar
siswa
Gambaran tentang pengaruh bimbingan kelompok dapat dilihat dari peningkatan skor perindikator skala psikologi siswa antara sebelum dan sesudah layanan bimbingan kelompok.
Tabel.6
Hasil Pre test dan Post Test setiap Indikator
Indikator Pre -test Post- test
1. Durasi kegiatan 6,9 13
2. Frekuensi kegiatan 5,6 10
3. Persistensi 8,4 13
4. Ketabahan, keuletan dan
kemampuannya dalam menghadapi
tantangan.
9,9 17
5. Devosi (pengabdian) dan pengorbanan 5,1 13
6. Tingkatan aspirasinya 8,3 19
7. Tingkatan kualifikasi prestasi 8,3 16
8. Arah, sikapnya terhadap sasaran kegiatan 4,3 8,3
Total rata-rata 62,8
109
4.2. Pengolahan dan Analisis Data
Dengan memperhatikan Skor total pre-test dan post-test subjek penelitian, selanjutnya data tersebut akan dianalisis menggunakan uji t untuk mencari beda antara pre-test dan post-test.
Tabel.7
Skor total pre-test dan post-test subjek penelitian
No No
siswa Pre-test Post-test
1 1 58 109
2 3 60 121
3 5 63 118
4 6 66 94
5 12 65 102
6 23 54 119
7 28 67 103
8 29 70 106
Jumlah 503
981
Rata-rata 62,875
109
4.3. Pengujian Hipotesis
Setelah data Skor total pre-test dan post-test subjek penelitian diketahui, maka di lakukan perhitungan menggunakan uji t menurut Suharsimi Arikunto dengan persamaan :
Keterangan :
Md = Mean dari perbedaan /deviasi (d) antara post test dan pre test
xd = Perbedaan deviasi dengan mean deviasi (d – Md )
∑x2d = Jumlah kuadrat deviasi xd
N = Banyaknya subjek
df = atau db adalah N – 1
d = Pre-Test dikurangi Post- Test
(Suharsimi Arikunto, 2006 : 306 )
Dengan data sebagai berikut :
No Pre-test Post-test (d) Xd2 (d-Md) X2d
1 58 109 51 4,875 23,765625
2 60 121 61 14,875 221,265625
3 63 118 55 8,875 78,765625
4 66 94 28 -18,125 328,515625
5 65 102 37 -9,125 83,265625
6 54 119 65 18,875 356,265625
7 67 103 36 -10,125 102,515625
8 70 106 36 -10,125 102,515625
N=8 ∑=503 ∑= 981 ∑d=369 ∑= 1296,875
X1=62,875 X2= 109
Md = = = = 46,125
Jumlah subjek penelitian (N) = 8, d.b = N-1=8-1=7 ttabel (0,05.7) = 1,895
Hipotesis diterima apabila t hitung lebih besar dari t tabel, db = n – 1, dan pada taraf signifikansi 0,05 hasil uji t terhadap data penelitian menggunakan SPSS 17 dapat di lihat pada tabel 8.
Tabel. 8 Hasil uji t pre-test dan post-test
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 PreTest 62.8750 8 5.24915 1.85585
PosTes 1.0900E2 8 9.59166 3.39116
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 PreTest & PosTes 8 -.653 .079
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-tailed)
Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Pair 1 PreTest - PosTes -4.61250E1 13.61131 4.81233 -57.50434 -34.74566 9.585 7 .000
Untuk tingkat kepercayaan 0,01 harga t kritik dalam rumusan 1 % = 2,998. Hasil analisis t hitung di dapat = 9,585. Sehingga t hitung lebih besar dari t tabel. Untuk tingkat kepercayaan 0,05, harga t kritik = 1,895. Maka dari hasil analisis data dari tabel, t hitung lebih besar dari t kritik (9,585 > 2,998 > 1,895).
Hipotesis penelitian berbunyi, Ada ada pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap motivasi belajar siswa kelas XI IPA I SMA Negeri 1 Indralaya Tahun Pelajaran 2010/2011. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh layanan bimbingan kelompok maka digunakan rumus persamaan statistik dengan uji t untuk mencari perbedaan sebelum dan sesudah, seperti yang diutarakan oleh Suharsimi Arikunto (2006 : 306).
4.4. Pembahasan
Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari pre-test dan post-test, ternyata skor post-test mendapat nilai yang lebih tinggi dari pre-test setelah diadakan perlakuan (bimbingan kelompok).
Data yang sudah ada dianalisa dengan menggunakan uji t (t-tes) dan dari pengolahan data didapat nilai t hitung sebesar 9,585 dengan derajat kebesaran 7. Kemudian hasil tersebut dikonfersikan ke dalam tabel t kritik pada tingkat kepercayaan 0,01 dan hasilnya 2,998. Selanjutnya, konfersi ke tingkat kepercayaan 0,05 menghasilkan angka 1,895. Sehingga hasil dari t hitung lebih besar baik itu untuk taraf signifikansi 1 % ataupun taraf signifikansi 5 %.
Dengan demikian, hipotesis kerja (Ha) dalam penelitian ini dapat diterima sehingga diambil kesimpulan bahwa pemberian layanan bimbingan kelompok sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa di SMA Negeri 1 Indralaya Ogan Ilir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar