Kamis, 23 September 2010

bab 5


BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa kelas XI IPA I SMA Negeri 1 Indralaya  . Terlihat dari hasil pengamatan selama kegiatan berlangsung terdapat perubahan perilaku ataupun sikap yang terjadi pada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. Hasil penelitian juga menunjukkan rata-rata skor siswa motivasi belajar sebelum diadakan layanan bimbingan kelompok sebesar 62,8 dalam kategori rendah dan setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok dapat meningkat menjadi 109 dalam kategori tinggi. Dari uji Wilcoxon diperoleh Zhitung = -19.774 < dari Ztabel = 0,111 atau pada daerah penolakan Ho. Demikian juga untuk setiap indikatornya diperoleh Zhitung < Ztabel atau ada pada daerah penolakan Ho. Dengan ditolaknya Ho menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang signifikan skor skala psikologi siswa antara sebelum dan sesudah mengikuti layanan bimbingan kelompok. Hal ini secara signifikan bimbingan kelompok berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa.
Berdasarkan hasil pre-test dan posttest, siswa yang motivasi belajar semula rendah, setelah mengikuti kegiatan layanan bimbingan kelompok, motivasi belajar siswa menjadi lebih baik atau meningkat. Hal ini berarti bahwa pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar siswa atau berpengaruh terhadap motivasi belajar.
5.2 . Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian maka saran yang dapat diberikan adalah :
1.    Kepada Siswa
Kepada siswa disarankan apabila memiliki masalah motivasi belajar rendah agar dapat melakukan bimbingan kelompok kepada guru pembimbing (guru BK di sekolah masing-masing).

2.    Kepada guru Pembimbing (Guru BK)
Kepada guru pembimbing hendaknya dapat membantu dan membimbing siswa dalam meningkatkan motivasi belajarnya dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok.
3.    Kepada Tenaga Kependidikan Lainnya
Kepada Tenaga Kependidikan Lainnya seperti guru, dan warga sekolah diharapkan dapat menjadi motivator dan fasilitator belajar yang baik dalam meningkatkan motivasi belajar bagi siswa.

sambungan bab 4 juga


5.  Devosi (pengabdian) dan pengorbanan (uang, tenaga, fikiran bahkan jiwanya atau nyawanya) untuk mencapai tujuan.
Pada saat  pre test skor rata-rata indikator 5 adalah 8,1 Ini artinya kemampuan dalam mengikuti pelajaran yang masih kurang, dan belum adanya Minat belajar terhadap materi yang telah diajarkan. Namun setelah diadakan bimbingan kelompok maka hasil skor rata-rata post test indikator 5 adalah 13 ini berarti terjadi peningkatan  sebesar 4,9 point. Artinya siswa telah memiliki kemampuan dalam mengikuti pelajaran dan sudah mempunyai minat belajar terhadap materi yang telah diajarkan.
Untuk lebih memperjelas peningkatan motivasi belajar indikator 5 maka lihat tabel di bawah ini.

6. Tingkatan aspirasinya (maksud, rencana, cita-cita, sasaran atau target dan idolanya) yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan.
Pada saat  pre test skor rata-rata indikator 6 adalah 8,3. Ini artinya siswa belum memiliki rasa ingin tahu terhadap materi yang disampaikan, dan belum  bersikap kritis untuk bertanya terhadap materi yang disampaikan. Namun setelah diadakan bimbingan kelompok maka hasil skor rata-rata post test indikator 6 adalah 19 ini berarti terjadi peningkatan  sebesar 10,7 point. Artinya siswa telah memiliki rasa ingin tahu terhadap materi yang disampaikan, dan mulai bersikap kritis untuk bertanya terhadap materi yang disampaikan.
Untuk lebih memperjelas peningkatan motivasi belajar indikator 6 maka lihat tabel di bawah ini.
 
 
7.      Tingkatan kualifikasi prestasi atau produk atau output yang dicapai dari kegiatannya (berapa banyak, memadai atau tidak, memuaskan atau tidak)
Pada saat  pre test skor rata-rata indikator 7 adalah 8,3. Ini artinya siswa belum memiliki sikap untuk cepat menyelesaikan tugas pelajaran dengan baik serta siswa masih kurang untuk  memperbaiki prestasi yang diperoleh dari kegiatan belajar. Namun setelah diadakan bimbingan kelompok maka hasil skor rata-rata post test indikator 7  adalah 16 ini berarti terjadi peningkatan  sebesar 7,7 point. Artinya siswa telah memiliki sikap untuk cepat menyelesaikan tugas pelajaran dengan baik serta siswa mau untuk  memperbaiki prestasi yang diperoleh dari kegiatan belajar.
Untuk lebih memperjelas peningkatan motivasi belajar indikator 7 maka lihat tabel di bawah ini.

 
8. Arah, sikapnya terhadap sasaran kegiatan

Pada saat  pre test skor rata-rata indikator 8 adalah 4,3. Ini artinya siswa masih kurang dalam menentukan tindakan yang dilakukan untuk menentukan sikap untuk tujuan belajar. Namun setelah diadakan bimbingan kelompok maka hasil skor rata-rata post test indikator 8  adalah 8,3 ini berarti terjadi peningkatan  sebesar 4 point.  Artinya siswa telah bisa menentukan tindakan yang dilakukan untuk menentukan sikap untuk tujuan belajar.
Untuk lebih memperjelas peningkatan motivasi belajar indikator 8 maka lihat tabel di bawah ini.




Dalam penelitian ini peningkatan yang terjadi karena dipengaruhi oleh faktor keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok serta kemampuan pemimpin kelompok dalam menggunakan teknik bimbingan kelompok. Hidupnya suasana kelompok yang nyaman, dinamika kelompok yang aktif dan para anggota kelompok yang antusias untuk berargumen dalam membahas topik bahasan. Sehingga dengan mereka aktif membahas topik maka siswa terdorong untuk belajar memahami materi.
Pada kegiatan bimbingan kelompok anggota kelompok antusias dalam membahas topik bahasan/tema. Adapun tema yang dibahas pada pertemuan pertama adalah topik tugas tentang bagaimana meningkatkan motivasi belajar siswa, pada pertemuan kedua masih membahas topik tugas tentang bagaimana cara meningkatkan kepercayaan diri siswa, dan pertemuan ketiga adalah topik bebas, dimana anggota sepakat untuk membahas masalah free sex. 
Pada saat pelaksanaan bimbingan kelompok anggota kelompok berlatih untuk membahas permasalahan-permasalahan yang ada pada topik bahasan dengan menggunakan teknik problem solving. Siswa berusaha untuk  menemukan jalan pemecahannya/solusi. Sehingga siwa terpacu untuk banyak belajar, membaca, bertanya, dan berpendapat. Pada akhirnya diharapkan siswa sadar akan pentingnya belajar.
   Bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok”. Artinya, semua peserta dalam kegiatan kelompok saling berinteraksi, bebas mengeluarkan pendapat, menanggapi, memberi saran, dan lain-lain sebagainya; apa yang dibicarakan itu semuanya bermanfaat untuk diri peserta yang bersangkutan sendiri dan untuk peserta lainnya (Prayitno, 1995: 178).
Tujuan bimbingan kelompok adalah menambah wawasan, dari yang belum tahu menjadi tahu dan dari yang sudah tahu menjadi lebih tahu, (2) membentuk dan mengembangkan sikap sosial moral antara sesama anggota kelompok, seperti saling menghargai pendapat masing-masing anggota dan saling menerima sesama anggota apa adanya, (3) melatih siswa untuk berkomunikasi,  (4) memberikan semacam motivasi bagi para anggota bimbingan kelompok untuk berani mengemukakan pendapatnya di depan orang banyak, atau dengan kata lain memberikan keterampilan bagi para anggota kelompok untuk berani berbicara di depan umum.
Jadi bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan kelompok yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok yaitu adanya interaksi saling mengeluarkan pendapat, memberikan tanggapan, saran, dan sebagainya, dimana pemimpin kelompok menyediakan informasi-informasi yang bermanfaat agar dapat membantu individu mencapai perkembangan yang optimal. Dengan adanya kegiatan layanan bimbingan kelompok ini maka diharapkan siswa termotivasi untuk belajar dan dapat mempertinggi prestasi belajarnya.

sambungan bab 4 juga


5.  Devosi (pengabdian) dan pengorbanan (uang, tenaga, fikiran bahkan jiwanya atau nyawanya) untuk mencapai tujuan.
Pada saat  pre test skor rata-rata indikator 5 adalah 8,1 Ini artinya kemampuan dalam mengikuti pelajaran yang masih kurang, dan belum adanya Minat belajar terhadap materi yang telah diajarkan. Namun setelah diadakan bimbingan kelompok maka hasil skor rata-rata post test indikator 5 adalah 13 ini berarti terjadi peningkatan  sebesar 4,9 point. Artinya siswa telah memiliki kemampuan dalam mengikuti pelajaran dan sudah mempunyai minat belajar terhadap materi yang telah diajarkan.
Untuk lebih memperjelas peningkatan motivasi belajar indikator 5 maka lihat tabel di bawah ini.

6. Tingkatan aspirasinya (maksud, rencana, cita-cita, sasaran atau target dan idolanya) yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan.
Pada saat  pre test skor rata-rata indikator 6 adalah 8,3. Ini artinya siswa belum memiliki rasa ingin tahu terhadap materi yang disampaikan, dan belum  bersikap kritis untuk bertanya terhadap materi yang disampaikan. Namun setelah diadakan bimbingan kelompok maka hasil skor rata-rata post test indikator 6 adalah 19 ini berarti terjadi peningkatan  sebesar 10,7 point. Artinya siswa telah memiliki rasa ingin tahu terhadap materi yang disampaikan, dan mulai bersikap kritis untuk bertanya terhadap materi yang disampaikan.
Untuk lebih memperjelas peningkatan motivasi belajar indikator 6 maka lihat tabel di bawah ini.
 
 
7.      Tingkatan kualifikasi prestasi atau produk atau output yang dicapai dari kegiatannya (berapa banyak, memadai atau tidak, memuaskan atau tidak)
Pada saat  pre test skor rata-rata indikator 7 adalah 8,3. Ini artinya siswa belum memiliki sikap untuk cepat menyelesaikan tugas pelajaran dengan baik serta siswa masih kurang untuk  memperbaiki prestasi yang diperoleh dari kegiatan belajar. Namun setelah diadakan bimbingan kelompok maka hasil skor rata-rata post test indikator 7  adalah 16 ini berarti terjadi peningkatan  sebesar 7,7 point. Artinya siswa telah memiliki sikap untuk cepat menyelesaikan tugas pelajaran dengan baik serta siswa mau untuk  memperbaiki prestasi yang diperoleh dari kegiatan belajar.
Untuk lebih memperjelas peningkatan motivasi belajar indikator 7 maka lihat tabel di bawah ini.

 
8. Arah, sikapnya terhadap sasaran kegiatan

Pada saat  pre test skor rata-rata indikator 8 adalah 4,3. Ini artinya siswa masih kurang dalam menentukan tindakan yang dilakukan untuk menentukan sikap untuk tujuan belajar. Namun setelah diadakan bimbingan kelompok maka hasil skor rata-rata post test indikator 8  adalah 8,3 ini berarti terjadi peningkatan  sebesar 4 point.  Artinya siswa telah bisa menentukan tindakan yang dilakukan untuk menentukan sikap untuk tujuan belajar.
Untuk lebih memperjelas peningkatan motivasi belajar indikator 8 maka lihat tabel di bawah ini.




Dalam penelitian ini peningkatan yang terjadi karena dipengaruhi oleh faktor keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok serta kemampuan pemimpin kelompok dalam menggunakan teknik bimbingan kelompok. Hidupnya suasana kelompok yang nyaman, dinamika kelompok yang aktif dan para anggota kelompok yang antusias untuk berargumen dalam membahas topik bahasan. Sehingga dengan mereka aktif membahas topik maka siswa terdorong untuk belajar memahami materi.
Pada kegiatan bimbingan kelompok anggota kelompok antusias dalam membahas topik bahasan/tema. Adapun tema yang dibahas pada pertemuan pertama adalah topik tugas tentang bagaimana meningkatkan motivasi belajar siswa, pada pertemuan kedua masih membahas topik tugas tentang bagaimana cara meningkatkan kepercayaan diri siswa, dan pertemuan ketiga adalah topik bebas, dimana anggota sepakat untuk membahas masalah free sex. 
Pada saat pelaksanaan bimbingan kelompok anggota kelompok berlatih untuk membahas permasalahan-permasalahan yang ada pada topik bahasan dengan menggunakan teknik problem solving. Siswa berusaha untuk  menemukan jalan pemecahannya/solusi. Sehingga siwa terpacu untuk banyak belajar, membaca, bertanya, dan berpendapat. Pada akhirnya diharapkan siswa sadar akan pentingnya belajar.
   Bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok”. Artinya, semua peserta dalam kegiatan kelompok saling berinteraksi, bebas mengeluarkan pendapat, menanggapi, memberi saran, dan lain-lain sebagainya; apa yang dibicarakan itu semuanya bermanfaat untuk diri peserta yang bersangkutan sendiri dan untuk peserta lainnya (Prayitno, 1995: 178).
Tujuan bimbingan kelompok adalah menambah wawasan, dari yang belum tahu menjadi tahu dan dari yang sudah tahu menjadi lebih tahu, (2) membentuk dan mengembangkan sikap sosial moral antara sesama anggota kelompok, seperti saling menghargai pendapat masing-masing anggota dan saling menerima sesama anggota apa adanya, (3) melatih siswa untuk berkomunikasi,  (4) memberikan semacam motivasi bagi para anggota bimbingan kelompok untuk berani mengemukakan pendapatnya di depan orang banyak, atau dengan kata lain memberikan keterampilan bagi para anggota kelompok untuk berani berbicara di depan umum.
Jadi bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan kelompok yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok yaitu adanya interaksi saling mengeluarkan pendapat, memberikan tanggapan, saran, dan sebagainya, dimana pemimpin kelompok menyediakan informasi-informasi yang bermanfaat agar dapat membantu individu mencapai perkembangan yang optimal. Dengan adanya kegiatan layanan bimbingan kelompok ini maka diharapkan siswa termotivasi untuk belajar dan dapat mempertinggi prestasi belajarnya.

sambungan bab 4


Pertemuan pertama
Pertemuan pertama ini dilakukan pada tanggal  2 Agustus 2010 pada waktu mata pelajaran Biologi. Kegiatan dilaksanakan dengan persetujuan dari guru mata pelajaran tersebut. Semua anggota yang berjumlah delapan orang hadir di tempat kegiatan yaitu, di perpustakaan SMA Negeri 1 Indralaya. Proses pengamatan dilaksanakan pada saat kegiatan bimbingan kelompok sedang berlangsung, mulai dari tahap awal atau pembentukan sampai tahap akhir dengan mengamati sejauh mana keaktifan dan kesungguhan siswa dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok tersebut. Pada tahap pembentukan siswa masih belum mengerti apa itu bimbingan kelompok, tujuan dan bagaimana cara pelaksanaannya. Ini dikarenakan mereka belum pernah melakukan kegiatan bimbingan konseling sebelumnya. Namun, setelah dijelaskan barulah anggota kelompok tahu apa itu bimbingan kelompok, tujuan bimbingan kelompok, tata cara pelaksanaannya melalui dinamika kelompok kecil. Selanjutnya menjelaskan asas-asas yang perlu dilaksanakan dalam kegiatan. Setelah itu diadakan perkenalan dan dilanjutkan permainan untuk menghangatkan suasana dan membuat mereka semakin akrab satu sama lain. Sebelum melakukan permainan, pemimpin kelompok menjelaskan aturan main jika ada salah satu konseli yang kalah dalam permainan maka akan diberi kesempatan untuk unjuk kebolehan menghibur anggota lainnya. Ini adalah sebagai hukuman bagi yang kalah dan mereka pun menyetujuinya. Permainan yang diadakan oleh pemimpin kelompok yaitu permainan dot kelipatan tiga. Pada pertemuan pertama ini Ay dan Cs yang mendapat kesempatan unjuk kebolehan. Canda tawa dan tepuk tangan mengiringi mereka yang unjuk kebolehan bernyanyi.
Pada tahap kegiatan, awalnya anggota kelompok masih malu-malu untuk mengemukakan pendapat dan saling tunjuk untuk memulai namun setelah diyakinkan pemimpin kelompok barulah anggota kelompok berani dan tidak malu-malu.
 Pada tahap kegiatan pertemuan pertama ini kegiatan bimbingan kelompok membahas topik tugas yang yang bertema “bagaimana cara meningkatkan motivasi belajar “
Pada saat pembahasan masalah masih ada yang malu-malu untuk mengemukakan pendapatnya namun setelah dimotivasi dan diyakinkan akhirnya para anggota kelompok secara bergiliran mengemukakan pendapatnya dengan secara sukarela dan tidak malu-malu.
Suasana kegiatan pada pertemuan pertama ini semua anggota sangat senang dan bersemangat. Terlihat mereka sudah senantiasa hadir dan berusaha untuk bisa bersama-sama kompak dalam menyelesaikan membahas topik yang di bahas. Suasana BKp berjalan dengan aktif dan menyenangkan terlihat dari keaktifan siswa selama kegiatan dan komitmen yang disampaikan oleh anggota kelompok.
Pengalaman bimbingan kelompok ini telah memberi pelajaran bagi  anggota kelompok dimana mereka perlu aktif berpendapat dan bisa berfikir bagaimana cara memecahkan masalah atau persoalan  mengenali  topik bahasan dalam hal ini bagaimana cara meningkatkan motivasi belajar.

Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua ini dilakukan pada tanggal  9 Agustus 2010 pada waktu mata pelajaran Biologi. Kegiatan dilaksanakan dengan persetujuan dari guru mata pelajaran tersebut. Semua anggota yang berjumlah delapan orang hadir di tempat kegiatan yaitu, di perpustakaan SMA Negeri 1 Indralaya. Proses pengamatan dilaksanakan pada saat kegiatan bimbingan kelompok sedang berlangsung, mulai dari tahap awal atau pembentukan sampai tahap akhir dengan mengamati sejauh mana keaktifan dan kesungguhan siswa dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok tersebut. Pada tahap pembentukan siswa sudah paham, mengerti apa itu bimbingan kelompok, tujuan dan bagaimana cara pelaksanaannya, serta asas-asas yang perlu ditaati. Karena mereka sudah pernah melakukan kegitan bimbingan kelompok maka perkenalan tidak lagi disebutkan langsung  dilanjutkan permainan untuk menghangatkan suasana dan membuat mereka semakin akrab satu sama lain serta menghangatkan suasana agar tidak tegang. Sebelum melakukan permainan, pemimpin kelompok menjelaskan aturan main jika ada salah satu konseli yang kalah dalam permainan maka akan diberi kesempatan untuk unjuk kebolehan menghibur anggota lainnya. Ini adalah sebagai hukuman bagi yang kalah dan mereka pun menyetujuinya. Permainan yang diadakan oleh pemimpin kelompok yaitu permainan “mengapa karena” dimana permainan ini siswa diminta memberikan pertanyaan dan memberikan jawaban. Pada tahap kegiatan, anggota kelompok sudah siap untuk mulai membahas topik.
Pada tahap kegiatan pertemuan kedua ini kegiatan bimbingan kelompok membahas topik tugas yang yang bertema “bagaimana meningkatkan kepercayaan diri siswa” Pada saat pembahasan masalah  para anggota kelompok sudah secara aktif  bergiliran mengemukakan pendapatnya dengan secara sukarela dan tidak malu-malu lagi.
Suasana kegiatan pada pertemuan kedua ini semua anggota sangat senang dan bersemangat. Terlihat mereka sudah senantiasa hadir dan berusaha untuk bisa bersama-sama kompak dalam menyelesaikan membahas topik yang di bahas. Suasana BKp berjalan dengan aktif dan menyenangkan terlihat dari keaktifan siswa selama kegiatan dan komitmen yang disampaikan oleh anggota kelompok.
Pengalaman bimbingan kelompok ini telah memberi pelajaran bagi  anggota kelompok dimana mereka perlu aktif berpendapat dan bisa berfikir bagaimana cara memecahkan masalah atau persoalan  mengenali  topik bahasan dalam hal ini “bagaimana meningkatkan kepercayaan diri siswa”.

Pertemuan Ketiga
Pertemuan kedua ini dilakukan pada tanggal  16 Agustus 2010 pada waktu mata pelajaran Biologi. Kegiatan dilaksanakan dengan persetujuan dari guru mata pelajaran tersebut. Semua anggota yang berjumlah delapan orang hadir di tempat kegiatan yaitu, di perpustakaan SMA Negeri 1 Indralaya. Proses pengamatan dilaksanakan pada saat kegiatan bimbingan kelompok sedang berlangsung, mulai dari tahap awal atau pembentukan sampai tahap akhir dengan mengamati sejauh mana keaktifan dan kesungguhan siswa dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok tersebut. Pada tahap pembentukan siswa sudah paham, mengerti apa itu bimbingan kelompok, tujuan dan bagaimana cara pelaksanaannya, serta asas-asas yang perlu ditaati. Karena mereka sudah pernah melakukan kegitan bimbingan kelompok maka perkenalan tidak lagi disebutkan langsung  dilanjutkan permainan untuk menghangatkan suasana dan membuat mereka semakin akrab satu sama lain serta menghangatkan suasana agar tidak tegang. Sebelum melakukan permainan, pemimpin kelompok menjelaskan aturan main jika ada salah satu konseli yang kalah dalam permainan maka akan diberi kesempatan untuk unjuk kebolehan menghibur anggota lainnya. Ini adalah sebagai hukuman bagi yang kalah dan mereka pun menyetujuinya. Permainan yang diadakan oleh pemimpin kelompok yaitu permainan “kebun binatang” dimana permainan ini siswa disuruh untuk menirukan suara binatang. Pada tahap kegiatan, anggota kelompok sudah siap untuk mulai membahas topik.
Pada tahap kegiatan pertemuan kedua ini kegiatan bimbingan kelompok membahas topik bebas yang yang bertema “free sex” Pada saat pembahasan masalah  para anggota kelompok sudah secara aktif  bergiliran mengemukakan pendapatnya dengan secara sukarela dan tidak malu-malu lagi.
Suasana kegiatan pada pertemuan kedua ini semua anggota sangat senang dan bersemangat. Terlihat mereka sudah senantiasa hadir dan berusaha untuk bisa bersama-sama kompak dalam menyelesaikan membahas topik yang di bahas. Suasana BKp berjalan dengan aktif dan menyenangkan terlihat dari keaktifan siswa selama kegiatan dan komitmen yang disampaikan oleh anggota kelompok.
Pengalaman bimbingan kelompok ini telah memberi pelajaran bagi  anggota kelompok dimana mereka perlu aktif berpendapat dan bisa berfikir bagaimana cara memecahkan masalah atau persoalan  mengenali  topik bahasan dalam hal ini “free sex”.



4.1.3.2  .Hasil Post-test
Tabel.8
Hasil Post-test
 

Berdasarkan hasil analisis post-test pada siswa yang diteliti menunjukkan  adanya peningkatan pada skor total skala psikologi motivasi belajar siswa.

4.1.3.4. Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok terhadap motivasi belajar
            siswa
Gambaran tentang pengaruh bimbingan kelompok dapat dilihat dari peningkatan skor rata-rata perindikator skala psikologi siswa antara sebelum dan sesudah layanan bimbingan kelompok.
 
Tabel.9
Hasil Pre test dan Post Test rata-rata setiap Indikator
Tabel. 10
Hasil Uji Wilcoxon

Terlihat dari tabel 10, rata-rata skor total skala psikologi siswa sebelum diadakan layanan bimbingan kelompok yaitu sebesar 62,8 dengan kriteria rendah dan setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok dapat berubah menjadi 109 dengan kriteria tinggi. Dari hasil uji Wilcoxon pada tabel 7. diperoleh Zhitung = -19.774 dan kurang dari Ztabel = 0,111 atau pada daerah penolakan Ho. Dengan ditolaknya Ho menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan peningkatan skor skala siswa antara sebelum dan sesudah mengikuti layanan bimbingan kelompok. Hal ini secara signifikan berpengaruh positif terhadap siswa yang motivasi belajarnya rendah.

4.2.  Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan adanya perbedaan antara skor skala siswa sebelum dan setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor skala pada siswa (anggota bimbingan kelompok) setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok lebih tinggi atau positif dibandingkan sebelum mendapatkan layanan bimbingan kelompok. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis yang menyatakan ada pengaruh bimbingan kelompok terhadap motivasi belajar siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Indralaya dapat diterima.
            Pada saat dilakukan pre test 8 orang siswa yang terdiri dari Ay, Ah, An, Cs, Md, Rk, Ra, dan Rs termasuk ke dalam kategori motivasi belajar rendah. Namun setelah diadakan Bimbingan kelompok sebanyak 3 kali maka skor motivasi belajar Ay, Ah, An, Md, Rk, Ra, dan Rs meningkat menjadi kategori tinggi,  sedangkan Cs termasuk ke dalam kategori sedang.

          Selain itu, peningkatan skor motivasi belajar juga bisa dilihat dari skor rata-rata perindikator pre test dan post test, berikut penjelasannya untuk masing-masing indikator motivasi belajar :
1. Durasi kegiatan
Pada saat  pre test skor rata-rata indikator 1 adalah 6,9 ini artinya waktu yang digunakan untuk belajar oleh siswa masih sedikit dan juga belum bisa memanfaatkan waktu luang untuk belajar dengan baik. Namun setelah diadakan bimbingan kelompok maka hasil skor rata-rata post test indikator 1 adalah 13 ini berarti terjadi peningkatan  sebesar 6,1 point. Artinya siswa telah mampu untuk menggunakan waktunya untuk belajar dan bisa memanfaatkan waktu luang untuk belajar dengan baik.
Untuk lebih memperjelas peningkatan motivasi belajar indikator 1 (durasi kegiatan) maka lihat tabel di bawah ini.








2. Frekuensi Kegiatan
Pada saat  pre test skor rata-rata indikator 2 adalah 5,6 ini artinya siswa masih jarang mengulang pelajaran dirumah,  kegiatan belajar disekolah yang kurang fokus. Namun setelah diadakan bimbingan kelompok maka hasil skor rata-rata post test indikator 2 adalah 10 ini berarti terjadi peningkatan  sebesar 4,4 point. Artinya siswa semakin rutin mengulang pelajaran dirumah, dan kegiatan belajar disekolah yang semakin fokus.
Untuk lebih memperjelas peningkatan motivasi belajar indikator 2 (Frekuensi Kegiatan) maka lihat tabel di bawah ini.


3. Persistensi (ketetapan dan kelekatannya) pada tujuan kegiatan.
Pada saat  pre test skor rata-rata indikator 3 adalah 8,4 ini artinya siswa belum memiliki keinginan untuk berprestasi, dan kesungguhan belajarnya masih kurang. Namun setelah diadakan bimbingan kelompok maka hasil skor rata-rata post test indikator 3 adalah 13 ini berarti terjadi peningkatan  sebesar 4,6 point. Artinya siswa telah berkeinginan untuk berprestasi, dan memiliki kesungguhan belajar yang tinggi.
Untuk lebih memperjelas peningkatan motivasi belajar indikator 3 (Persistensi) maka lihat tabel di bawah ini.
 



4. Ketabahan, keuletan dan kemampuannya dalam menghadapi tantangan.
Pada saat  pre test skor rata-rata indikator 4 adalah 9,9 Ini artinya siswa belum tabah dalam menghadapi rintangan, siswa tidak ulet dalam menghadapi kesulitan  belajar, dan sikap dalam menerima pelajaran yang masih kurang.  Namun setelah diadakan bimbingan kelompok maka hasil skor rata-rata post test indikator 4 adalah 17 ini berarti terjadi peningkatan  sebesar 7,1 point. Artinya siswa telah tabah dalam menghadapi rintangan, siswa semakin ulet dalam menghadapi kesulitan  belajar, dan sikap dalam menerima pelajaran yang makin membaik.
Untuk lebih memperjelas peningkatan motivasi belajar indikator 4 maka lihat tabel di bawah ini.